Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kebenaran Yang Membebaskan: Jujur Membuat Hidup Mujur - Kisah Para Rasul 5:1-11

 


Kejujuran merupakan hal yang sulit didapatkan hari-hari ini. Manusia lebih memilih menutupi dosa dengan dosa yang lain, kebohongan dengan kebohongan lain daripada mengakui kesalahan tersebut. Sejak kecil, manusia sudah sering atau suka berbohong, hingga kebohongan dianggap sebagai sesuatu yang biasa.

Saat SD, SMP, SMA, ada yang ambil gorengan 5 tapi bilangnya Cuma 2. Ada yang ijin kesekolah, malah bolos jalan-jalan. Ijin ke gereja taunya jalan sama pacar, sudah makan, katanya belum. Atau mungkin saat bercanda, teman ngumpetin barang atau apapun itu, terus ditanya, ada lihat gak, padahal tahu itu barang diumpetin, tapi ngakunya gak tahu. Dan masih banyak kebohongan-kebohongan kecil lainnya yang sering dilakukan manusia.

Meskipun mungkin manusia menilai kebohongan-kebohongan itu kecil dan tidak terlalu berpengaruh, tetapi bagi Tuhan segala lebohongan adalah sama. Segala kebohongan adalah dosa di dihadapan Tuhan.

Meskipun dalam Perjanjian Lama terdapat kekecualian mengenai kisah Rahab, yang mana hal itu tidak dihitung sebagai kesalahan bagi Tuhan, tetapi dalam Perjanjian Baru, dusta atau kebohongan sangat ditentang oleh Tuhan.

Mari kita buka Alkitab kita dalam Kisah Para Rasul 5:1-11

Dari sini kita bisa melihat bahwa sebenarnya apa yang dilakukan Ananias dan Safira adalah sesuatu yang baik pada awalnya. Ada keinginan dan niatan Ananias dan Safira untuk membantu jemaat-jemaat lainnya. Mereka menjual sebidang tanah milik mereka untuk kemudian mereka berikan kepada para rasul untuk dibagi-bagikan kepada mereka yang membutuhkan. Tetapi siapa sangka ternyata hati mereka berbanding terbalik dengan apa yang mereka lakukan. ternyata motivasi mereka untuk memberi tidak didasarkan oleh perasaan iklas untuk membantu, tetapi karena ingin dipuji oleh orang lain.

Frasa menahan sebagian hasil dari penjualan itu, menunjukkan adanya tindakan mengambil apa yang seharusnya tidak mereka ambil. Bahkan terdapat kesepakatan diantara mereka adanya rencana mereka untuk menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu. Mereka sepakat berdusta sepakat tidak jujur dengan mengatakan bahwa jumlah penjualan tanah mereka adalah sekian, padahal mereka telah menahan hasil penjualan tanah itu.

Apa yang telah mereka lakukan telah mencemari niatan baik untuk membantu sesama anggota jemaat. Dusta yang mereka lakukan adalah dusta yang telah direncanakan, mereka sama-sama bersepakat untuk mengatakan dusta kepada para rasul. Mereka tidak mengatakan apa yang benar, tidak mengatakan harga yang sebenarnya, karena memang pada dasarnya hati mereka dikuasai oleh sikap yang tidak tulus. Mereka hanya ingin mendapat pujian dan tidak dengan sungguh-sungguh ingin membantu anggota jemaat yang lain.

Dari sini kita bisa melihat bahwa mereka ingin mendapatkan pujian dari penjualan tanah mereka. agar orang lain melihat, oh, mereka menyerahkan seluruh hasil penjualan tanah mereka seluruhnya tanpa mengambil sedikitpun dari hasil penjulan itu. Oh, mereka memberikan seluruh hasil penjualan tanah mereka, padahal tanah yang mereka jual itu mahal, tetapi mereka tidak merasa sayang atasnya.

Itulah yang mereka ingin dapatkan dari jemaat, pujian terhadap diri mereka sehingga mereka menahan hasil penjulan tanah itu tetapi mengatakan telah memberikan semuanya. Tidak ada kejujuran di dalamnya.

Meskipun terlihat sederhana, mereka hanya berbohong perihal harga tanah yang mereka jual, tetapi dosa tetaplah dosa. Apa yang dilakukan oleh Ananias dan safira tidak dapat ditoleransi dan Allahpun menghukum mereka dengan berat.

Dalam ayat 4, rasul Petruspun mengatakan bahwa tanah itu adalah hak mereka dan hak mereka juga hasil penjualan tanah itu. Namun mereka tidak mau jujur, mereka memilih berdusta dengan mengatakan bahwa sekianlah harga tanah itu. Jika mungkin ada lebutuhan mereka, ada keberatan hati mereka terhadap hasil penjualan tanah itu, seharusnya mereka mengatakan bahwa hasil itu tidak sepenuhnya sekian. Tapi karena gengsi, ingin dipuji, ingin terlihat baik dengan memberikan semuanya, mereka justru malah berdusta.

Ketidak jujuran mereka justru membuat hidup mereka tidak mujur, bukan hanya kehilangan harta, tetapi mereka justru kehilangan nyawa mereka.

Untuk itu marilah kita belajar untuk senantiasa jujur dalam hal apapun, meskipun itu sepele, sederhana, tetapi kiranya kita mau jujur tentang hal tersebut. Janganlah kita menutup kebohongan dengan kebohongan yang lain, jika kita pernah berbuat tidak jujur, marilah kita mau berani untuk mengakuinya, meskipun akan ada konsekuensi yang harus kita tanggung, tetapi adalah lebih baik untuk jujur diawal daripada terbongkar dikemudian.

Ketidak jujuran tidak hanya membuat kita berdosa terhadap Tuhan, tetapi juga ketidak jujuran dapat membuat kita menjadi tidak dipercaya oleh orang lain.

Ada yang suka film upin-ipin di sini? Adakah yang masih ingat atau melihat episode tentang penggembala biri-biri? Mungkin sederhana dan hanya film kartun, tetapi ada pesan moral dibaliknya. Jika kita terus-terusan berkata yang tidak jujur, suka menipu, orang tidak akan percaya lagi dengan omongan kita.

Integritas dan kejujuran sangatlah peting untuk dimiliki orang percaya, jangan sampai kita hidup dalam ketidak jujuran dan terbuai dengan kenikmatan hidup atau pujian dari orang lain.

Selain itu penting bagi kita juga memilih pasangan yang dapat membawa kita kepada Tuhan. Jangan sampai seperti Ananias dan Safira yang sama-sama bersekongkol untuk berbohong, jika kita tidak jujur setidaknya ada pasangan kita yang mengingatkan. Jika pasangan kita tidak jujur, setidaknya ada kita yang mengingatkan, jangan sampai ketika salah satu berbuat tidak jujur, yang lain malah ikut-ikutan berbuat yang tidak jujur.

Untuk itu marilah kita belajar menjadi pribadi yang senantiasa hidup jujur dihadapan Tuhan, jangan biarkan kenikmatan hidup atau haus akan pujian membuat kita tidak jujur dan mendukakan hati Tuhan. Marilah kita juga belajar untuk jujur dari hal-hal yang kecil, hal-hal yang sederhana, dan meskipun mungkin kejujuran itu tidak mengenakkan, menyakitkan dan menimbulkan hukuman, kira kita mau untuk tetap jujur. Amin.

 

Admin
Admin Admin membership www.pikirankristen.com || follow us https://linktr.ee/pikirankristen

Posting Komentar untuk "Kebenaran Yang Membebaskan: Jujur Membuat Hidup Mujur - Kisah Para Rasul 5:1-11"